Jika kita melihat ulasan di atas,
dapat kita analisis bahwa Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan warga
masyarakat Baduy, diawali dengan tanggapan mereka terhadap pikukuh sebagai
identitas yang telah lama dipegang, adanya hubungan dengan masyarakat diluar
kehidupan Baduy, menyebabkan munculnya beberapa keinginan yang dapat melanggar
pikukuh, sehingga pemuka adat perlu turun tangan untuk mengatasinya.
Masyarakat Badui dapat digolongkan
sebagai masyarakat masyarakat primitif. Kehidupan masyarakatnya masih memenuhi
kebutuhan hidupnya pada kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar atau pokok.
Perubahan sosial yang terjadi pada
masyarakat baduy termasuk Teori Evolusi (Evilution Theory), karena teori ini
pada dasarnya berpijak pada perubahanyang memerlukan proses yang cukup panjang.
Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk
mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam- macam teori tentang evolusi.
Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu ;Unilinear
Theories Of Evolution, Universal Theories Of Evolution dan Multilined Theories
Of Evolution.
Dalam masyarakat badui juga terdapat
bentuk perubahan sosial yang tidak berpengaruh seperti perubahan pakaian yang
diungkap di atas. Lelaki dari Badui Luar menggunakan ikat kepala biru bermotif
batik. Perempuannya menggunakan kain batik dan baju biru tua atau hitam. Namun,
banyak juga di antara mereka berkaus dan bercelana jins. Selain itu juga
makanan mereka yang biasanya hanya ikan, kini mie instan juga mulai dikenal.
Dalam perubahan sosial terdapat
factor pendorong dan penghambat, begitu pula dengan perubahan sosial masyarakat
Badui. Sebelum terjadi beberapa perubahan pada masyarakat Badui seperti
keterangan harian kompas di atas, masyarakat badui mengalami suatu keadaan yang
sangat primitive atau terhambatnya perubahan sosial dan Faktor-Faktor Penghambat
Perubahan tersebut di antaranya:
1.
Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Sebelum adanya wisatawan asing yang
mengetahui keberadaan badui kehidupan mereka normal tanpa ada gangguan
perubahan sosial yang terjadi. Karena mereka hanya hidup dengan mengandalkan
aturan dari tetuanya. Kehidupan terasing masyarakat badui menyebabkan mereka tidak
mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan
pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat badui menjadi statis.
2.
Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
ini dapat dikarenakan kehidupan
masyarakat yang terasing dan tertutup, bahkan mereka memang dilarang untuk
menonton tv seperti yang dijelaskan di atas. Sehingga mereka sangat sedikit
sekali memperoleh informasi dan pengetahuan.
3.
Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Pada masyarakat
Badui terdapat para tetua yang masih suka mengagung-agungkan tradisi dan masa
lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman.
Akan tetapi agak berbeda dengan keadaan masyarakat badui yang masih muda,
mereka sedikit banyak sudah terkontaminasi dengan budaya luar.
4.
Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan
pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal
ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan.
Seperti yang terjadi pada cerita di
atas Dalam hal makanan, orang Baduy tergolong sangat fanatik. Mereka tidak mau
menyantap makanan selain makanan tradisional yang mereka santap setiap hari.
Maklum, masyarakat yang tinggal di pedalaman Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, ini sangat memegang teguh adat
istiadat nenek moyang mereka hingga saat ini.
Pada saat
sekarang ini, akibat globalisasi terjadi perubahan pada masyarakat badui
sedikit demi sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh Faktor-Faktor Pendorong
Perubahan diantaranya adalah:
5.
Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Perubahan tersebut terjadi karena
usaha-usaha masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan
kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan kondisi
masyarakat Baduy yang tinggal di
pedalaman hutan dan masih terisolir
sehingga kebudayaan luar belum
masuk. Selain itu, orang Baduy dalam merupakan yang paling patuh kepada seluruh
ketentuan maupun aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Pu’un (Kepala Adat).
Akan tetapi seiring berjalannya waktu banyak wisatawan baik dalam maupun luar
negri yang datang mengunjungi suku Badui dengan membawa pengaruh yang
bermacam-macam yang jelas berbeda dengan adat Baduy.
Walaupun demikian perubahan dapat
terjadi tanpa melanggar pikukuh, karena memang perbuatan tersebut dikehendaki
atau keadaan yang memaksa sehingga perubahan terjadi diluar kehendak mereka,
sehingga muncul toleransi dari pemuka adat terhadap hal itu.
6.
Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Masyarakat Badui saat ini jauh lebih
terbuka dan lebih bisa di ajak bergaul ketimbang masyarakat Badui yang
terdahulu, sehingga memudahkan mereka menerima kebudayaan baru walaupun hal itu
sangat di larang keras oleh tetua/pu’un mereka.
Seperti yang diungkap pada kisah di
atas selain berbahasa Indonesia, beberapa orang Baduy Dalam bisa pula
menggunakan kata-kata berdialek Betawi, bahkan mengeluarkan kosakata bahasa
Inggris. “Temen saya yang tinggal di Pondok Indah, Jakarta, punya istri orang
Australia. Saya sering denger mereka ngomong bahasa Inggris,” ujar Jakri salah
satu Badui Dalam menjelaskan dari mana ia mendapatkan pengetahuan tentang
bahasa Inggris. Selain itu berteman akrab dengan orang Baduy Dalam tidak sulit
karena orang-orang Baduy bersikap terbuka terhadap orang asing.
Pergaulan dengan dunia luar membuat
masyarakat Baduy bersentuhan dengan teknologi modern yang selama ratusan tahun
dilarang oleh adat. Seperti masyarakat lain, mereka saat ini menonton televisi,
menggunakan jam tangan, dan bahkan memiliki radio. Sehingga mau tidak mau mereka berfikir untuk
bisa mengikuti tren saat ini dan menunjukkan bahwa mereka juga merasa kurang
puas dengan tekhnologi yang mereka punya
selama ini. Mereka ingin memiliki pengetahuan yang lebih dengan menonton tv
atau mendengarkan radio.
http://vicky-nurul.blogspot.com/2012/02/analisis-perubahan-sosial-masyarakat.html